Setiap momen ada kisah yang membiru, perjuangan Annisa di jenjang SMA telah dilewati, memberikan ruang untuk ber-metamorfosa dalam tahap akhir Ujian Nasional membuat rasa resah akan kelanjutan di perguruan tinggi dengan hanya terfokus pada hari kelulusan saja, sehingga Annisa melupakan kinerja guru yang sangat tulus dalam membimbing dan menyemangati nya.

Merantau di wilayah asing menjadikan ku  pribadi yang lebih disiplin, namun seketika perubahan terjadi pada saat wabah pandemi Covid-19 dimulai mengharuskan ku pulang ke kampung halaman.

Peralihan ke proses kultur budaya pendidikan yang sangat signifikan telah mematikan moralitas  diri dalam pembelajaran daring.

“Diharapkan untuk seluruh siswa wajib on camera yaa”

“Maaf bapak, saya izin off camera, kondisi sinyal sedang buruk”

“Izin untuk off cam pak, kamera laptop saya rusak”

Hal unik terhadap jalannya pembelajaran menimbulkan isu problematika akan kultur dan moral yang bisa disebut dengan “cueknisasi”.

Training motivasi yang diberikan oleh pihak sekolah acuh tak acuh didengarkan, hari demi hari tidak ada perkembangan yang aku jalani sehingga pada suatu hari aku tersadar dedikasi seorang pendidik amat sangat besar untuk muridnya.

“Annisa.. Ibu minta tolong dibenarkan link pembelajaran ini, daritadi ibu tidak mendengar satupun murid yang menjawab suara ibu, mungkin laptop ibu yang rusak ya nak..”

“Iya bu, nanti aku coba masuk link ibu ya.”

“Halo nak suara ibu terdengar tidak?”

 

 

 

 

“Terdengar bu..”

“Suara ibu cukup jelas ya nak, atau terputus putus?”

“Sangat jelas ibu.. ”

“Terimakasih nak, nanti ibu bagikan kembali link ini, mungkin tadi ada kesalahan teknis sehingga murid-murid ibu tidak bisa mendengar suara ibu.”

Deg.

“Tidak mungkin laptop ibu rusak ataupun jaringan ibu sedang gangguan, tega sekali muridnya membiarkan orang tua ku kesusahan seperti ini” Batinku merintih

Sangat minim moral yang tertanam dalam diriku terhadap suatu ilmu, rasa bersalah dan penyesalan telah hadir

Padahal para ulama sudah mengingatkan untuk tidak meninggalkan dan mempelajari masalah adab dan akhlak.

Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,[1]

بالأدب تفهم العلم

“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”

Hidayah yang Allah berikan menjadi acuan untuk aku memahami perubahan gaya belajar menjadi siswa yang lebih menghargai seorang guru, Moral dan Iman merupakan kunci seorang murid dalam mencapai ridho guru dan berkah akan suatu ilmu.

***

Hari kelulusan pun tiba..

“Wahh selamat Annisa atas kelulusan nya, jadi anak rantau lagi nih..”

“Barakallah Annisa sudah di terima menjadi mahasiswa, sukses selalu ya”

“Selamat ya Annisa, kami bangga padamu” Ujar sahabat Annisa dengan penuh gembira.

Banyak sekali ucapan dan doa yang diberikan, aku sangat bersyukur atas kelulusan ku di jenjang SMA, berkat do’a dan support dari orang disekitar ku aku bisa sampai di titik ini.

Institusi pendidikan tinggi dibangun di kota yang terkenal dengan kota pelajar menjadikan ku tertarik akan kualitas dan fasilitas terbaik yang diberikan

Tidak hanya di bekal kan ilmu dunia namun ilmu akhirat juga mengiringi dengan ciri khas nya yaitu Muda Mendunia Unggul dan Islami

Mengumpulkan harapan dan keyakinan yang sempat terombang-ambing saat pandemi, Merubah banyak hal di tahun sebelumnya, dan memantapkan diri untuk mencapai tujuan Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Epilog terbaik dari semesta dan salah satu resolusi untuk menjadi mahasiswa sudah tercapai, bertemu dosen-dosen luar biasa dan turut serta berkontribusi dalam organisasi.

Merintis karier yang masih sangat panjang awal memulai perjalanan ku di medan perang merantau ke kota sebrang dan memahami kultur budaya baru, segala sesuatu yang besar berawal dari impian dan perjuangan

“Inilah perjuangan ku”

Karena sejatinya kehidupan tidak membutuhkan kita menjadi yang terbaik, karena tidak akan usai dan habis takarannya, kehidupan membutuhkan kita melakukan yang terbaik, dan bersama berproses menjadi lebih baik, semesta akan turut memberi skenario terbaiknya.

******

[1] Admin 2, “Adab dulu, Ilmu kemudian”, (Jakarta : HIMATIKA Syahid, 2019)

 

Created by : Shabrina (Staff Departemen Mentoring)

By ukijaaumy

UKI Jama'ah Al-Anhar adalah sebuah lembaga dakwah (rohis) kampus yang berada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lembaga ini didirikan pada tanggal 5 September 1998 dan diakui secara sah oleh universitas dengan Surat Keputusan (SK) Rektor UMY No: 082 / SK-UMY / V / 1999. UKI-JAA UMY bergerak dalam aktivitas dakwah kampus, perbaikan moral dan pengembangan diri mahasiswa di UMY.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *